Supaya keuangan kita kokoh, maka sudah seharusnyalah kita membangun pondasi terlebih dahulu dengan kokoh, kemudian baru dinding & tiang cor lalu terakhir bagian atap.
Jika ditanya “Apakah Anda saat ini sedang memiliki cicilan rumah?”, mungkin sebagian besar dari kita akan menjawab “ya”. Tapi jika ditanya “Apakah Anda sudah mempersiapkan dana untuk keluarga terutama untuk istri & anak-anak tercinta Anda (termasuk di dalamnya untuk melanjutkan cicilan rumah) jika tiba-tiba Anda sakit kritis atau bahkan meninggal?”, sebagian besar biasanya menjawab “belum”.
Fenomena di atas terjadi karena kita terlalu yakin (jika tidak ingin disebut mendahului Tuhan) bahwa akan hidup terus sampai tua & akan sehat terus sampai tua. Kita semua memang berharap & selalu berdo’a kepada Tuhan untuk kedua hal tersebut, namun dalam agama (Islam, seperti yang saya tahu) ada istilah tawakal, yaitu melakukan perbuatan antisipasi lalu berdo’a kemudian yakin. Jika Anda ingin melakukan perjalanan jauh dengan mobil yang melalui banyak hutan, sudah selayaknya Anda harus mengecek & menyiapkan semua perlengkapan mobil Anda, baru kemudian berdo’a & mengendarai mobil dengan baik, ini yang disebut tawakal. Sebaiknya begitu juga dalam membangun keuangan keluarga.
Dalam kondisi cuaca mendung & musim hujan, Anda ingin keluar rumah dengan berjalan kaki, sangat masuk akal jika Anda menyiapkan payung atau jas hujan terlebih dahulu, lalu Anda berdo’a semoga tidak mengalami hujan di jalan.
Cuaca mendung & musim hujan di atas dapat saja dianalogikan sebagai semakin banyaknya jenis penyakit, kecelakaan & meninggal di usia muda saat ini yang dikarenakan banyak faktor; gaya hidup, perubahan cuaca, pola makan, dll.
Semoga kita semua tidak sampai kehujanan dalam perjalanan, dan kalau ternyata hujan turun, kita dapat menggunakan payung atau jas hujan untuk melindungi diri kita & keluarga, amiin.
Kekuatan sebuah bangunan dilihat dari bagaimana kesiapan dalam menghadapi bencana/musibah.
Jika musibah yang menimpa pada sebuah bangunan rumah adalah terhadap bangunan fisiknya, maka musibah yang menimpa keuangan keluarga adalah terhadap manusianya (anggota keluarganya) terutama terhadap jiwa & kesehatan yang dapat menimbulkan biaya tinggi & tidak terduga bahkan sampai mengakibatkan stop income.
Anda dapat mencicil membeli rumah/mobil/dll, memberi nafkah/income bulanan, membayar & menyiapkan biaya pendidikan, menabung untuk pensiun dan membuat roda ekonomi keluarga Anda dapat terus berjalan karena setiap bulan ada income Anda mendapat income karena bekerja, Anda dapat bekerja karena Anda sehat, Anda sehat berarti Anda masih hidup.
Sekarang mari kita balik alurnya;
Jika tidak sehat/sakit kritis (atau meninggal) tidak dapat bekerja tidak ada pendapatan roda ekonomi keluarga berhenti/terhambat (cicil rumah/mobil, biaya pendidikan, operasional harian,dll) Aset terjual ///CITA-CITA BUYAR/GAGAL!!!
Mungkin bagi Anda yang bekerja sebagai PNS atau sebagai pemilik usaha berpikir aman karena ada pensiun atau ada hasil dari usaha, tapi perlu diingat bahwa nilai pensiun jauh lebih kecil dibanding ketika masih aktif, begitu juga dengan usaha, apakah Anda menjamin ketika Anda sudah tidak ada/tidak aktif lagi usaha Anda akan tetap aman & berjalan seperti biasa? apakah usaha Anda akan tetap stabil bila modalnya digunakan untuk sakit kritis Anda?.
Begitu juga bagi Anda yang kini bekerja di perusahaan swasta dengan fasilitas kesehatan yang lengkap & tunjangan pensiunpun tentunya tetap harus memiliki pondasi & rencana keuangan keluarga sendiri karena;
- Semua fasilitas tersebut melekat pada jabatan, berarti akan hilang ketika Anda keluar (resign/dipecat/pensiun) atau ketika perusahaan tutup/bangkrut. Atau jika Anda pindah ke perusahaan baru belum tentu memiliki fasilitas yang sama lengkapnya.
- Apakah perusahaan Anda siap memberikan income jika Anda ternyata terkena musibah sakit kritis & tidak dapat berkerja kembali?
- Nilai dari tunjangan pensiun biasanya masih kurang dari total kebutuhan pensiun Anda (agar lebih yakin sebaiknya Anda hitung), sehingga tetap harus memiliki rencana pensiun sendiri yang disesuaikan tentunya.
- Anda juga tentunya menginginkan kesiapan dana untuk pendidikan putera puteri Anda, dana yang jumlahnya tidak sedikit ini tentunya akan semakin ringan & aman jika dipersiapkan sejak dini di tempat yang memiliki fasilitas proteksi.
Oleh karena itu, dalam rencana keuangan keluarga yang aman, bangunan rumah tersebut berupa bagian-bagian seperti di bawah ini :
Bagian atap adalah investasi; seperti membeli/mencicil tanah, membeli/mencicil rumah, buka usaha, dll.
Bagian dinding adalah dana rencana persiapan pensiun, pendidikan anak & tabungan bank.
Bagian pondasi adalah bagian yang menjamin bagian dinding & atap tetap tegak berdiri, yaitu; Dana jaminan kesehatan, dana jaminan atas hidup & dana jaminan atas income.
Dalam membangun pondasi keuangan, kita dapat memilih dua cara yaitu :
Menyiapkan sendiri dana-nya saat ini juga, karena musibah bisa datang kapanpun.
Sharing resiko dengan pihak asuransi (program dari PRUdential lihat BAB VII, info sms/call:0813 8844 8553), yang mengcover pondasi (ketiga hal) tersebut.
Baca juga artikel lain tentang SOLUSI CERDAS KEUANGAN KELUARGA di bawah ini:
- Renungan keuangan, inikah yang kita inginkan?
- Pengantar, maksud & tujuan dari buku SOLUSI CERDAS KEUANGAN KELUARGA
- Menabung vs Rencana Keuangan
- Rencana Keuangan Keluarga, seberapa perlukah?
- Tentang Dana Pensiun
- Tentang Dana Pendidikan
- Memilih jenis investasi untuk rencana keuangan Anda
- Rekening 2 in 1 (manfaat ganda)
- Rekening 2 in 1 (contoh manfaatnya)
- Cara gampang memiliki rekening 2 in 1
- 18 tips & trik menolak agen asuransi (asuransi antara fakta & berita)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar